Inilah Solusi Teknologi Teknik Pembelajaran Era Digital

Nusa Dua, Kominfo - Salah satu kunci utama meningkatkan perekonomian negara adalah sumber daya manusia. Sesuai amanat konstitusi, Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk sektor pendidikan guna peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Dari segi infrastruktur juga, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meyakinkan sebentar lagi pemerintah akan memiliki satelit untuk menjangkau ribuan sekolah agar terkoneksi dengan internet kecepatan tinggi dalam era yang serba digital ini.

“Saat ini masih ada 262 ribu sekolah yang harus dihubungkan dengan internet berkecepatan tinggi,” katanya dalam The 1st NextICorn International Summit hari kedua di Nusa Dua, Bali, Kamis (10/05/2018).

Kehadiran teknologi internet ini menurut Menteri Kominfo akan menunjang revolusi bidang pendidikan. Ia menyontohkan salah saut platform digital seperti Ruang Guru (SD-SMA dan sederajat) dan Haruka Edu (Pendidikan Tinggi dan sederajat). Hal-hal yang dikembangkan oleh startup ini akan membantu mengatasi beragam kendala dan tantangan dalam sektor pendidikan.

CEO dan Founder Ruang Guru Adamas Belva mengatakan timnya telah bekerja sama dengan pemerintah yang cukup terbuka terhadap inovasi digital ini. Indonesia menurut Belva dinilai sebagai negara keempat dengan sistem pendidikan terbesar di dunia. Namun, dalam segi manajemennya masih banyak yang perlu ditata ulang.

“Pendidikan ini sangat rumit, tapi kami memberikan layanan untuk pemerintah dengan gratis yaitu sistem manajemen pembelajaran. Saat ini kami telah bekerjasama dengan pemerintah di berbagai daerah,” jelasnya CEO dan Founder Ruang Guru Adamas Belva dalam Industry Track Session sebagai rangkaian The 1st NextICorn International Summit. 

Sistem monitoring prestasi dalam platform pembelajaraan online yang dikembangkan startup ini terbilang cukup unik. Dalam aplikasi, siswa/siswi yang hendak menjadi penggunanya perlu mencantumkan nomer telpon seluler orang tua atau wali murid masing-masing yang nantinya akan dihubungi untuk diberikan perkembangan akademiknya.

Saat ini, start-up yang memiliki lokasi kantor di Jakarta Selatan tersebut telah memiliki 7 ruangan studio untuk merekam aktivitas pembelajaran dari guru-guru terpilih. Rekrutmen tenaga pengajar yang dilakukan oleh tim Ruang Guru pun melalui tahapan seleksi online yang cukup ketat dan menyaring talenta terbaiknya. Menurut Belva, performa guru di hadapan murid secara langsung akan berbeda apabila mereka harus berhadapan di dalam kamera. Ruang Guru kini telah memiliki 50 juta pengguna dengan jumlah ratusan tenaga pengajar.

Teknik pembelajaran yang digunakan Ruang Guru juga tidak kalah menarik. Belva mengungkapkan bahwa Ruang Guru tidak mengajarkan muridnya untuk menghafal tetapi untuk memahami. “Formula menghafal itu adalah resep sebuah bencana. Untuk memberikan pemahaman, mereka harus mengerti konsep. Kalau menghafal akan mudah lupa. Namun, kalau kita membuat sebuah cerita (read: study kasus), mereka akan lebih mengerti,” ungkap Belva.

Dengan mengusung tema “One-stop looking solution”, saat ini Ruang Guru menjadi salah satu aplikasi terpopuler menurut mesin pencari aplikasi Indonesia. Hal ini serupa dengan ungkapan Menteri Kominfo Rudiantara akhir tahun lalu yang menyebutkan bahwa sektor start-up yang akan berkembang ke depannya adalah pendidikan. (ABPP)