Rakor Pengendalian Inflasi di Daerah, Kemendagri Himbau Kepala Daerah Antisipasi Dampak Ekonomi Konflik Israel - Iran

Pasca libur Idul Fitri 1445 H (Hijriah), Penjabat (Pj.) Wali Kota Tebing Tinggi Drs. Syarmadani, M.Si. bersama stakeholder terkait, kembali mengikuti secara virtual rakor (rapat koordinasi) Pengendalian Inflasi di Daerah, Senin (22/04/2024) di ruang Kerja Wali Kota gedung Balai Kota Jl. Dr. Sutomo.

Rakor digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI dan diikuti seluruh Kepala Daerah atau mewakili, baik Gubernur, Bupati, Wali Kota dan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) dan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) di daerahnya masing-masing.

Mendagri RI Jend.Pol (Purn.) Muhammad Tito Karnavian, MA., P.hD., mengingatkan kepada seluruh Kepala Daerah untuk menjaga tingkat inflasi di daerahnya masing-masing dan mengantisipasi dampak ekonomi atas konflik yang terjadi antara Israel dan Iran.

"Situasi Israel dan Iran yang sedang panas ini juga memengaruhi angka ekonomi. Perang ekonomi akan terjadi, ini berpengaruh pada seluruh dunia, termasuk Indonesia. Jadi untuk kepala daerah, jaga tingkat inflasi masing-masing daerahnya, lakukan rapat dengan stakeholder, cari apa penyebab kenaikan dan turunnya, lalu bagaimana cara mengatasinya," ujar Mendagri RI.

Mendagri RI juga mengingatkan kepala seluruh jajaran terkait agar pendistribusian beras dan jagung hasil panen raya disalurkan dengan cepat dan harga yang wajar, mengatur harga jangan sampai terlalu tinggi ataupun turun terlalu rendah.

"Bulog tolong bantu distribusikan (beras dan jagung) dan Kementerian Perdagangan juga atur harga jangan sampai terlalu meningkat dan jangan anjlok terlalu dalam. Kasihan petani kalau harganya turun sekali," ujar Mendagri RI.

Dimintakan juga oleh Mendagri RI, kepada seluruh jajaran, baik kementerian dan seluruh kepala daerah untuk membuat program jangka panjang pengendalian inflasi. Dirinya ingin semuanya bisa mengantisipasi inflasi dengan baik.

Sementara Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pasca Idul Fitri ini, harga beras dan minyak mulai turun. Sedangkan untuk komoditas bawang merah mengalami kenaikan harga, begitu pula dengan bawang putih namun tidak setinggi bawang merah.

"Untuk harga beras, berangsur turun seiring masuknya periode panen raya bulan Maret sampai April. Untuk bawang merah, bawang putih, serta daging ras ayam dan daging sapi harganya perlu diwaspadai karena terjadi peningkatan," jelas Plt. Kepala BPS.

Lanjut Plt. Kepala BPS, secara historis inflasi selalu terjadi di momen Idul Fitri. Selain komoditas makanan, komoditas paling tinggi dan sering memberi andil pada inflasi saat Idul Fitri adalah transportasi, yakni tarif angkutan udara serta angkutan antar kota.

Turut hadir secara virtual di ruang Kerja Wali Kota, Plt. Asisten Ekbang yang juga menjabat sebagai Kabag Perekonomian dan SDA Ir. Nasrullah, Kadis Sosial Drs. Khairil Anwar, M.Si., Kadis Ketapang dan Pertanian Marimbun Marpaung, AP., M.Si., Kadis Perdagangan, Koperasi dan UKM Zahidin, S.Pd., M.Pd., Kadis Perhubungan Manahan Guntur Harahap, S.STP., M.Si., perwakilan stakeholder terkait, tim Aptika dan tim peliputan Diskominfo.